Makanan fastfood mengandung banyak bahan tidak sehat seperti gula, lemak jenuh, lemak trans, dan banyak kalori, sehingga tentunya menimbulkan pertanyaan seperti berapa kali sebulan amannya makan fastfood? Meskipun makan makanan cepat saji sesekali tidak akan membahayakan dalam jangka pendek, begitu mulai rutin mengonsumsi makanan ini, semua bahan ini dapat kembali menghantui tubuh.
Berapa Kali Sebulan Amannya Makan Fastfood? Upaya Mencapai Hidup Sehat
Sebenarnya, walaupun fastfood memiliki berbagai kandungan yang tidak sehat bagi tubuh, hal ini tidak sepenuhnya tabu dan terlarang untuk dikonsumsi. Untuk menjaga kesehatan tubuh sebenarnya bisa diatur dengan proporsi 80:20, yaitu makan makanan sehat sesering mungkin (setidaknya 80 persen), tetapi nikmati juga makanan yang kurang sehat sesekali (kurang dari 20 persen).
Apabila dilihat dalam jangka pendek, fastfood dapat berdampak pada gula darah dan tekanan darah, meningkatkan peradangan, dan dapat menunjukkan seseorang tidak cukup makan nutrisi yang diperlukan. Dalam jangka panjang, diet yang penuh dengan fastfood dapat menyebabkan masalah pencernaan, kekebalan, peradangan, kesehatan jantung, obesitas, dan banyak lagi.
Namun, tidak semua fastfood itu buruk. Item menu tertentu mungkin lebih rendah zat ini daripada yang lain, sementara beberapa gerai makanan cepat saji mungkin berfokus pada penyediaan pilihan yang lebih sehat. Untuk menjaga kesehatan, seseorang harus mencoba mengidentifikasi fastfood yang mengandung lebih sedikit garam, lemak, gula, dan karbohidrat total, dan umumnya mencoba membatasi jumlah fastfood yang mereka konsumsi.
Tetapi Apa Itu Fastfood dan Apakah Seberbahaya Itu Untuk Kesehatan?
Pada dasarnya semua makanan yang cepat diproses, tinggi kalori, dan rendah nutrisi adalah jenis makanan yang dikategorikan sebagai fastfood. Meskipun semakin banyak pilihan makanan cepat saji yang lebih sehat, sebagian besar fastfood masih dapat diklasifikasikan sebagai junk food.
Mengonsumsi makanan dengan kualitas yang buruk sangatlah berkaitan erat dengan risiko obesitas, depresi, masalah pencernaan, penyakit jantung dan stroke, diabetes tipe 2, kanker, dan kematian dini yang lebih tinggi. Tingkat frekuensi dalam mengonsumsi makanan jenis ini memiliki peran penting dan sangat berkaitan dengan dampaknya pada kesehatan.
Sebuah tinjauan studi tentang fastfood dan kesehatan jantung menemukan bahwa makan makanan cepat saji lebih dari sekali seminggu dikaitkan dengan risiko obesitas yang lebih tinggi, sementara makan fastfood dari dua kali seminggu dikaitkan dengan risiko sindrom metabolik, diabetes tipe 2 yang lebih tinggi, bahkan dapat menyebabkan kematian akibat penyakit jantung koroner. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa intensitas yang disarankan adalah sekali seminggu.
Memang, terdengar seperti kabar baik mengetahui bahwa mengonsumsi setiap makanan sehat dapat membantu kesehatan tubuh walaupun ada sekali seminggu memakan fastfood. Namun, agar sesekali bisa menikmati fastfood, perhatikan kebiasaan kesehatan secara keseluruhan. Pertimbangkan kebiasaan merokok dan minum. Kebiasaan berolahraga dan makan banyak makanan bergizi juga harus diperhatikan.
Saat membuat pilihan antara hidup yang lebih sehat dan mengonsumsi fastfood, pertimbangkan bahwa cukup dengan sehari sekali makan sehat dapat mengurangi stres dan peradangan secara keseluruhan dalam tubuh. Setiap makan sehat dan bernutrisi adalah kesempatan untuk memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Jadi, dengan mempertimbangkan efek jangka pendek yang dapat dihasilkan oleh fastfood, serta menerapkan rasio 80:20 pada diet, maka dapat dikatakan bahwa jawaban untuk pertanyaan “berapa kali sebulan amannya makan fastfood?” adalah empat kali dalam sebulan. Ini karena jumlah yang umumnya disarankan untuk mengonsumsi fastfood dalam seminggu adalah satu kali. Namun, tetap saja kebiasaan kesehatan harus menjadi pertimbangan dalam menentukan frekuensi makan fastfood ini.